Selasa siang (20/10), sekitar pukul 16.00 WIB. Pasar Keputran Surabaya sudah menunjukkan geliatnya. Terutama pedagang yang berada di samping jalan Sonokembang dan jalan irian barat sudah memadati sisi jalan.
minggir - minggir sebuah becak dengan muatan penuh dengan saayur-sayuran yang siap di jual dengan harga bersaing
hari mulai senja para pedagang mulai terlihat sibuk menata sayuran dan melayani pelanggan dipinggir jalan yang mulai memacetkan jalan
pancaran warna - warni lampu 10 watt mulai menerangi setiap stand pedagang sayur di dalam dan di luar pasar keputran melangkah semakin dalam semakin tercium bau busuknya. Onggokan sampah tampak dimana-mana. Di jalan masuk pasar, pojok stan-stan pedagang, terlihat seorang ibu duduk menanti pelanggan di depan stan berukuran 2x3 m.
pasar keputran merupakan pasar malam yang terbesar di surabaya ribuan orang mengantungkan nasibnya untuk bertahan hidup dengan berjualan sayur mayur di pasar tersebut, salah satunya bu Yuni (56) yang sudah berjualan sejak tahun 2000 silam
selama sembilan tahun bu Yuni dan suaminya Burhan berjualan untuk menghidupi keluarga kecil mereka," dalam setiap hari saya sama bapak gantian jualannya sayur yang masik tersisa harus dijual lagi di pasar kecil di sekitar rumah di jalan kampung malang tengah" ucap sembari menata sayur
dengan jaket tebal yang menyelimuti tubuhnya dan di temani secangkir kopi ibu yuni dengan mukah yang sedikit senduh menceritakan tentang kehidupannya hasil jerih payahnya selama ini untuk bisa menyesekolahkan kedua putrinya Ani ......duduk di kelas 3 SMP dan Ayu masih duduk di bangku SD agar hidupnnya tidak seperti orang tuanya
Yuni adalah salah seorang dari ribuan pedagang pasar keputran. Keinginan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kecilnya begitu kuat, membuatnya rela berjualan sayur dimalam hari dimana semua orang sedang menikmati mimpih indahnya